Pengamatan cuaca dari satelit menjadi sangat diperlukan untuk menghasilkan peringatan dan informasi lain yang mendukung kesejahteraan sosial dan ekonomi kita yang berkelanjutan.
BMKG menggunakan satelit cuaca untuk mendeteksi perkembangan dan pergerakan sistem badai dan pola awan, serta fenomena lain seperti abu vulkanik, kebakaran hutan, asap, aerosol, dan objek lain di atmosfer. Satelit cuaca geostasioner seperti Himawari-9 memiliki kemampuan unik untuk memberikan citra waktu nyata berulang dari 36.000 km di atas permukaan bumi setiap 10 menit.
IR Enhanced
Pada produk Himawari-9 EH menunjukkan suhu puncak awan yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 10.4 mikrometer yang kemudian diklasifikasi dengan pewarnaan tertentu, dimana warna hitam atau biru menunjukkan tidak terdapat pembentukan awan yang banyak (cerah), sedangkan semakin dingin suhu puncak awan, dimana warna mendekati jingga hingga merah, menunjukan pertumbuhan awan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Cumulonimbus.
WV Enhanced
Produk Himawari-9 WE menampilkan kondisi kelembaban atmosfer pada lapisan menengah hingga atas yang didapat dari radiasi infrared pada panjang gelombang 6.2 mikrometer. Produk ini dapat menunjukkan kondisi kelembapan udara sebagai bahan pembentukan awan, dimana wilayah yang berwarna coklat menunjukkan kondisi kering dan berwarna biru menunjukkan kondisi basah. Produk ini digunakan untuk mengamati pergerakan massa udara kering dari benua Australia pada musim kemarau.
RGB Natural Color
Produk Himawari-9 NC menggunakan metode RGB (Red Green Blue) dimana beberapa band dari data satelit digabungkan sehingga diperoleh identifikasi warna yang lebih jelas. Produk ini digunakan untuk mengamati proses konvektifitas, ketebalan awan, serta mikrofisis awan. Produk ini menggunakan band visible yang dipancarkan oleh matahari, sehingga produk ini hanya tersedia pada saat pagi hingga sore hari.
Kantor Pusat Jl. Angkasa I No.2 Kemayoran, Jakarta Pusat, DKI
Jakarta 10610